PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN

Ketika acara Kick Andy di Metro TV membahas tentang buku Laskar Pelangi, hadir sebagai salah satu nara sumber adalah Gede Prama. Ada pernyataan Gede Prama yang menarik untuk disimak pada kesempatan itu. Dia mengungkapkan bahwa ketika beliau di SMA, sempat mebaca sebuah tulisan yang menyatakan bahwa; yang akan menyelamatkan hidup bukanlah pendidikan, melainkan keterampilan... Itu sebabnya beliau menekuni secara terus menerus keterampilan menulis dari sejak SMA sampai sekarang.
Pernyataan tersebut, menyadarkan saya pada jawaban permasalahan mengapa banyak orang yang pintar secara akademik (melalui pendidikan) tidak berhasil dalam kehidupannya, sebaliknya, banyak orang yang tidak berpendidikan secara memadai, namun berhasil dalam kehidupannya. Karena ternyata kehidupan lebih memberi tempat pada orang yang mempunyai keterampilan dibanding dengan orang yang berpendidikan.
Pada tahun 70-an ke belakang, orang-orang yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi, mempunyai tempat terhormat di masyarakat, sehingga berimplikasi pada keberhasilan tarap kehidupannya, hal itu terjadi karena hanya sedikit anggota masyarakat yang mampu melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Sementara sekarang, lulusan perguruan tinggi begitu berlimpah. Persaingan terjadi bukan hanya antara alumni perguruan tinggi swasta dengan alumni perguruan tinggi negeri, tapi juga bersaing dengan alumni perguruan tinggi dari luar negeri.
Melihat keadaan seperti ini, maka pernyataan di atas sangatlah berkorelasi positif, di mana pendidikan bukanlah jaminan bagi keberhasilan kehidupan seseorang. Yang bisa mengantar keberhasilan seseorang lebih didasarkan pada potensi individualnya, yaitu keterampilan yang dikuasainya.
Mari kita telusuri lebih jauh. Pendidikan adalah sebuah proses memberi asupan berbagai pengetahuan pada kandungan intelektual kita melalui kegiatan yang disebut belajar. Sementara keterampilan adalah sebuah hasil dari proses memberi asupan pada tindakan kita melalui kegiatan yang disebut berlatih.
Permasalahannya, sebanyak apapun pengetahuan kita dan setinggi apapun pendidikan kita, tidak akan berarti banyak manakala kita tidak bertindak. Sementara itu, betapapun sederhananya sebuah keterampilan yang kita lakukan, langsung terlihat hasilnya (karena hasil dari tindakan), dan semakin sering kita melakukan keterampilan tersebut, maka kita semakin terampil.
Itu sebabnya dalam buku-buku motivasi selalu ditekankan bahwa pendidikan bukanlah sumber daya, tetapi baru sebatas potensi sumber daya. Pendidikan akan menjadi sumber daya bagi seseorang manakala menjadi dasar bagi tindakannya. Pendidikan bahkan menjadi beban tersendiri bagi sebagian orang. Lihatlah betapa banyak sarjana yang bertahun-tahun jadi penganggur hanya karena memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya.
Simpulnya adalah; mari kita tak henti-hentinya melatih keterampilan kita, apapaun latar belakang dan tingkat pendidikan kita. Bisa jadi kita sebenarnya mempunyai keterampilan yang menjadi hobi kita di bidang yang sama sekali tidak berhubungan dengan latar belakang pendidikan kita. Mari kita kembangkan, karena bisa jadi suatu waktu kehidupan kita berhasil karena keterampilan tersebut.

Saya merasa yakin pada hal ini. Karena saya sudah membuktikannya...
Saya telah diselamatkan oleh ketrampilan yang saya kuasai... dan keterampilan saya sama sekali tidak berhubungan dengan latar belakang pendidikan saya...
Selamat berlatih...


PS: Berita baiknya, sebenarnya semua orang mempunyai talenta di bidang keterampilan tertentu, sebagai salah satu anugerah Allah yang telah diberikan pada setiap orang. Hanya saja hanya sedikit orang yang menyadarinya. Ada dua cara praktis menemukan talenta itu; pertama, cari dengan mencoba-coba, dan yang kedua, tunggu sampai kepepet...

1 comments:

  1. kalau saya itu jika pas kepept bisa kluar talenta itu pak..hehehhe