Anda Bertanggungjawab 100% atas Kehidupan Anda

Mungkin pada suatu saat, Anda merasa bahwa perjalanan hidup Anda hanya berjalan di tempat, tiada kemajuan, tiada perbaikan yang berarti. Sementara dalam diri Anda, tersimpan hasrat yang begitu besar untuk memperoleh keadaan yang lebih baik, seperti jabatan yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih besar, hubungan yang lebih akrab, komunikasi yang lebih baik.
Ketika menyadari bahwa segala yang diinginkan itu ternyata begitu sulit Anda raih, maka Anda mulai merenungi diri sendiri, sampai akhirnya Anda berkesimpulan bahwa faktor kegagalan pencapaian diri itu lebih banyak disebabkan karena kurangnya dukungan dari lingkungan Anda, bisa jadi karena pimpinan Anda yang kurang memperhatikan kinerja Anda, mungkin karena bawahan Anda yang kurang kooperatif, mungkin karena sistem di tempat kerja Anda yang tidak jelas, atau mungkin karena sistem perekonomian dan politik negara yang Anda nilai kurang kondusif.
Ketika Anda menganggap bahwa segala yang Anda alami adalah akibat dari orang-orang yang yang ada di sekitar Anda atau karena situasi yang terjadi di sekeliling Anda, maka Anda tanpa sadar telah menjadikan diri Anda sendiri sebagai korban. Anda korban dari orang-orang dan situasi di lingkungan Anda.
Sesungguhnya, hanya ada satu orang yang bertanggungjawab atas mutu kehidupan yang Anda jalani, yaitu Anda sendiri. Untuk mencapai kesuksesan besar dalam kehidupan Anda, maka tidak bisa tidak, Anda harus mengawali dengan mengambil 100% tanggungjawab atas diri Anda. Anda tidak lagi tergantung pada sikap atau perilaku orang-orang di sekitar Anda, Anda tidak lagi tergantung pada sistem atau situasi yang terjadi di sekeliling Anda.
Itu berarti bahwa Anda harus mulai berhenti berdalih, berhenti mengeluh menjadi korban, berhenti menggunakan semua alasan dan berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda.
Anda harus mulai menyadari dan bersikap bahwa Anda selalu punya kekuatan untuk membuat kondisinya berubah, untuk melakukan sikap dengan benar, untuk membuat hasil yang diinginkan.
Berkenaan dengan hal tersebut, ada sebuah rumusan kehidupan;
Peristiwa (P) + Respon (R) = Hasil (H)

Jika Anda tidak menyukai hasil (H) yang diperoleh, Anda tidak usah menyalahkan peristiwanya (P) atas hasil (H) yang tidak memuaskan, tapi sebaiknya Anda bisa merubah respon (R) Anda atas peristiwanya (P) sampai Anda mendapat hasil yang Anda inginkan.
Dalam kehidupan Anda, Anda mempunyai kemampuan untuk mengendalikan tiga hal pokok: pikiran Anda, bayangan yang Anda visualisasikan dan tindakan yang Anda ambil (perilaku). Ketika Anda menghadapi sebuah peristiwa, Anda sendirilah yang menentukan (positif atau negatif) dari apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda bayangkan, serta apa tindakan apa yang Anda lakukan sebagai respon atas peristiwa tersebut. Sekali lagi; semua itu bisa positif atau negatif!

Berhentilah mengeluh…!
Ketika Anda mengeluhkan sesuatu atau seseorang, sebenarnya Anda merasa yakin bahwa di luar sana ada hal yang lebih baik, tapi Anda tidak bersedia bertanggungjawab untuk menciptakannya. Jika Anda tidak yakin bahwa ada sesuatu yang lebih baik yang bisa Anda peroleh, maka Anda takkan bisa mengeluh.
Biasanya, keadaan yang Anda keluhkan, dilihat dari sifatnya, adalah keadaan yang bisa Anda ubah, tapi Anda telah memilih untuk tidak melakukannya. Mengapa? Karena Anda takut beresiko, takut tidak nyaman, sulit atau membingungkan. Karenanya Anda bertahan dan akhirnya mengeluh.
Ketika Anda menghadapi sebuah keadaan yang membuat Anda tidak nyaman, Hanya ada dua pilihan bagi Anda: menerima kenyataan bahwa Anda memilih untuk tetap berada di tempat Anda sekarang, bertangungjawab atas pilihan Anda, dan berhenti mengeluh, atau... Anda mengambil risiko untuk menciptakan kehidupan yang Anda inginkan.
Celakanya, sebgaian besar di antara kita hampir selalu mengeluh kepada orang yang salah, kepada orang yang tak dapat melakukan apa-apa tentang keluhan mereka. Mengapa? Karena hal itu lebih mudah!, risiko melakukan hal itu lebih kecil. Belajarlah berhenti mengeluh dan menggantinya dengan melakukan sebuah tindakan yang akan mencapai hasil yang Anda inginkan.
Jika Anda menemukan diri dalam sebuah situasi yang tidak Anda sukai, Anda punya dua pilihan: berusahalah memperbaikinya atau tinggalkan situasi itu.
Intinya...,
· Andalah yang menciptakan kehidupan yang Anda jalani sekarang, yang merupakan hasil dari semua pikiran dan tindakan di masa lalu Anda. Anda bertanggungjawab atas semua pikiran dan perasaan Anda sekarang. Anda bertanggungjawab atas apa yang Anda katakan dan lakukan. Anda juga ber-tanggungjawab atas apa yang ada dalam benak Anda –bahan bacaan Anda, film atau acara TV yang Anda tonton, dan orang-orang dengan siapa Anda bergaul. Setiap tindakan bisa Anda kendalikan. Untuk menjadi lebih sukses, Anda harus bertindak dengan cara-cara yang mewujudkan lebih banyak keinginan Anda.
· Tingkatkanlah frekuensi pikiran dan tindakan yang berhasil, kurangi yang tidak berhasil, dan coba perilaku baru. Bagaimana cara termudah, tercepat dan terbaik untuk mengetahui pikiran dan tindakan yang berhasil atau tidak?, lihatlah hasil yang sekarang Anda peroleh. Apakah Anda sudah merasa puas dengan perolehan Anda itu?. Apakah Anda merasa belum optimal?. Apakah Anda merasa bisa memperoleh yang lebih baik?. Itu semua Anda yang menciptakan.
· Ingatlah: jika Anda tetap melakukan apa yang selalu Anda lakukan, maka Anda akan tetap memperoleh apa yang selalu Anda peroleh.

(sumber: Jack Canfield: The Success Principles)

Alhamdulillah…
Bulan ujian telah terlampaui. Meski masa itu berlangsung setiap tahun secara rutin, namun selalu saja, diri ini merasa menyesal setiap kali Ramadhan berlalu. Karena sejak kecil episode itu dilakukan, tanpa sadar diri ini terjebak pada pola rutinitas, akhirnya terkadang dilalui hanya untuk menggugurkan kewajiban, bahkan tak jarang ada episode yang merasa menjadi beban.
Belakangan, seiring dengan bertambahnya usia dan pemahaman, saya semakin menyadari betapa bulan Ramadhan itu sangatlah berbeda dengan bulan yang lainnya, terutama dalam hal keutamaannya, karena itu, setiap Ramadhan datang, saya selalu menambatkan berbagai niat untuk mengisi dengan segala hal yang istimewa pula, seperti merutinkan shalat tarawih, qiyamul lail, tadarus Qur’an, sodaqoh, silaturahmi, dll.
Tapi selalu saja, setiap Ramadhan berakhir, niat itu tak selalu terpenuhi dengan optimal, selalu saja ada alasan untuk jastifikasi ketidaksempurnaan amalan yang dilakukan, karenanya, memasuki bulan Syawal, selalu saja saya merasa menyesali diri akan ketidakkonsistenan diri ini.
Alhamdulillah… di tengah-tengah perasaan ketidaksempurnaan tersebut, tahun ini saya merasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu.
Ramadhan tahun ini, adalah Ramadhan pertama di mana saya berstatus bukan sebagai pegawai. Ramadahan kali ini saya berstatus sebagai orang bebas, sehingga saya tidak lagi disibukkan oleh apel pagi, ngantor dan urusan-urusan kantor. Kali ini saya bisa memfokuskan diri pada kegiatan ibadah dan perenungan diri. Selama sebulan Ramadhan kali ini, saya bahkan tidak mengadakan kelas-kelas pelatihan, kalaupun ada, hanya sebatas pesantren kilat, kajian di Mesjid-mesjid atau acara buka puasa bersama anak-anak Yatim. Saya benar-benar fokus pada berbagai kegiatan yang terbengkalai selama bulan-bulan yang lainnya.
Di bulan Ramadhan kali ini pula, untuk pertama kali seumur hidup saya, saya berkesempatan melakukan sebuah kegiatan ibadah yang selama ini tidak pernah bisa saya lakukan (karena tidak niat kuat aja sich...), yaitu I’tikaf di Mesjid pada sepuluh hari terakhir. Dan sungguh luar biasa... selama melakukan kegiatan tersebut, saya mendapatkan begitu banyak pelajaran. Bukan hanya pelajaran yang diperoleh melalui kajian-kajian yang diikuti, tapi pelajaran penting yang saya peroleh juga didapat dari proses I’tikaf itu sendiri, dimana saya bisa bertemu dengan orang-orang yang menurut saya begitu luar biasa. Dalam kegiatan itu saya bertemu dengan seorang anak kelas 5 SD yang sudah bisa hafal 5 juz Al Qur’an(hafiz), Subhanallah...
Dalam kegiatan itu saya menyaksikan Imam-imam yang hafiz Al Qur’an, dimana usia mereka rata-rata 30 tahunan.
Dalam kegiatan itu saya dipertemukan dengan peserta-peserta lain yang usianya jauh di bawah saya, kebanyakan di antara mereka bahkan belum berkeluarga (saya bahkan kesulitan mencari peserta yang sebaya atau lebih tua dari saya).
Dalam kegiatan itu saya juga dipertemukan dengan peserta yang masih berstatus karyawan (sebuah perusahaan besar penerbangan nasional), yang sengaja mengambil cuti tahunannya hanya untuk berkesempatan melakukan I’tikaf di Mesjid (sungguh membuat saya merasa malu...)
Dalam kegiatan itu saya juga dipertemukan dengan peserta-peserta yang tidak sungkan-sungkan membawa seluruh anggota keluarganya, termasuk yang masih bayi, untuk mengikuti kegiatan itu (ini menginspirasi saya juga untuk memboyong istri dan semua anak-anak kami ke mesjid di malam-malam ganjil).
Dalam kegiatan itu, saya menemukan banyak Saudara, banyak pengetahuan, banyak wawasan, banyak kenikmatan...
Alhamdulillah... begitu banyak nikmat yang saya peroleh selama Ramadhan ini. Semoga, saya tetap bisa meningkatkan kualitas hidup saya di bulan-bulan berikutnya. Amiin...

Selamat hari raya Iedul Fitri
Semoga Allah SWT. menerima semua amalan kita semua
Mohon maaf lahir dan bathin...

SURAT SAHABAT

selamat siang, saya sangat kagum kepada anda yang dapat berjuang meninggalkan status PNS dan beralih ke wiraswasta.Terlebih lagi anda sangat mengagumi buku karangan Robert Kiyosaki, sebenarnya saya juga sudah sering membacannya dan ingin menerapkannya dalam bisnis saya hanya saja begitu banyak penolakan yang saya hadapi sehingga membuat saya down, saya berharap anda dapat memberikan solusi bagi saya yang perlu anda ketahui saya masih mahasiswa dan bisnis saya di bidang MLM.mohon di balas secepatnya

chika andriani


Hallo dik Chika…
Terima kasih atas sapaannya.
Terus terang, saya sendiripun masih terheran-heran, mengapa saya begitu berani keluar dari PNS (yang telah digeluti selama 21 tahun)... padahal proses peralihan pikirannya hanya sekitar tiga tahun. Cerita awalnya begini...
Ketika masa kerja saya sebagai PNS memasuki tahun ke 18 (sekitar tahun 2002), saya dipertemukan dengan buku Rich Dad Poor Dadnya Robert T. Kiyosaki. Dalam tiga malam, buku itu saya selesaikan, dan selama membaca buku itu saya merasa terbakar... mendidih... tersengat... kenapa? Karena isi buku itu banyak menyinggung sisi kehidupan saya sebagai karyawan yang hidupnya pas-pasan. Saya adalah produk dari orangtua miskin dan bertindak sebagai orangtua miskin bagi anak-anak saya. Betapa tidak? Orangtua saya begitu berambisi mengharapkan saya berhasil di bidang pelajaran, dengan harapan kelak akan mampu di bidang finansial.
Sebagian harapan orangtua saya terkabul, sepanjang SD sampai SMA, saya berhasil mendapatkan ranking terbaik, pendidikan tinggi saya (mulai D-3, S-1 sampai S-2) semuanya dibiayai oleh Pemerintah (beasiswa). Tapi ada satu hal yang begitu sulit saya buktikan: keberhasilan pendidikan saya tidak serta merta menjamin keberhasilan di bidang finansial. Saya memang selalu menjadi karyawan yang baik-baik, selalu diperhitungkan oleh bawahan, kawan ataupun atasan, tapi dalam hal finansial??? Saya nyaris jalan di tempat!!!
Dalam hal inilah buku itu menyadarkan saya bahwa ada sesuatu yang salah...!
Saya memang melek huruf, melek angka, tapi buta finansial...! Saya terlalu menggantungkan segi finansial pada pendapatan gaji sebagai karyawan.
Sejak saat itu saya bertekad: SAYA HARUS BERUBAH…! AGAR HIDUP SAYA JUGA BERUBAH…!
Sejak saat itu, saya baca buku seri Rich Dad yang lain serta buku-buku yang berhubungan dengan pengembangan diri (daftarnya bisa dilihat di blog ini), sayapun semakin lebih percaya pada kemampuan diri sendiri, kemudian saya melakukan tindakan-tindakan berbeda, dengan tidak hanya mengandalkan pendapatan dari gaji. Saya melakukan berbagai hal yang saya sukai, yang selama ini terabaikan, kemudian saya berpikir dan berupaya bagaimana menghasilkan pendapatan dari pekerjaan yang saya sukai tersebut.
Perlahan namun pasti… keadaan sayapun berubah, baik secara mental maupun material. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan status PNS saya dan berfokus pada pekerjaan yang saya sukai dan secara luar biasa dapat menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar...
Mari sekarang sedikit kita bahas keadaanmu...
Saya menduga, kemungkinan besar Anda termotivasi membaca buku Kiyosaki karena Anda bergerak di bidang MLM (atas referensi Upline Anda), dimana buku tersebut menjadi referensi utama bagi semua MLM. Kalau memang keadaannya seperti itu, Di sini terlihat bahwa motivasi dan keadaan kita sangatlah berbeda. Kemungkinan besar Anda belum mengalami keadaan seperti yang dibahas dalam materi-materi Kiyosaki. Saya berpendapat, buku Kiyosaki itu lebih cocok bagi seorang karyawan yang telah mengalami sisi negatifnya sebagai karyawan.Apalagi status Anda sebagai mahasiswa, dimana konsep-konsep Kiyosaki sangatlah bertentangan dengan konsep Akademik (kebetulan saya juga membaca buku Kiyosaki ketika masih menjadi mahasiswa S-2, jadi bisa langsung membandingkan keduanya Karena saat itu saya juga sudah mengalami sebagai karyawan, maka saya langsung bisa bersikap untuk apatis terhadap konsep akademik).
Jadi, menurut saya, buku Kiyosaki belum tentu bagus untuk semua orang. Bagus untuk orang seperti saya, belum tentu untuk Anda yang masih mahasiswa. Bagus untuk Upline Anda, belum tentu buat Anda. Karenanya, berapakalipun Anda membacanya, selalu akan ada penolakan dari dalam diri Anda sendiri.
Sama halnya dengan bisnis MLM Anda. Bisnis jenis itu cocok untuk sebagian orang, tapi belum tentu untuk sebagian yang lain. Bagi orang yang punya kemampuan bagus di bidang komunikasi, tentu akan relatif mudah menjalankannya, tapi bagi yang kurang punya kemampuan komunikasi, tentu harus bekerja keras untuk menjalankannya.
Kembali pada Anda, saya hanya menyarankan:
• Cobalah untuk lebih mempelajari pengetahuan di bidang personal development, terutama berkaitan dengan kekuatan pikiran, kekuatan keyakinan, kekuatan citra diri, sehingga Anda benar-benar memahami diri Anda sendiri dengan segala kelebihan-kelebihan Anda.
• Setelah Anda mengenal diri Anda sendiri, cobalah lakukan sesuatu yang sangat Anda sukai sesuai dengan kelebihan dan kemampuan Anda. Indikasi sesuatu yang sangat disukai adalah suatu pekerjaan yang siap Anda kerjakan meskipun Anda tidak dibayar sekalipun.
• Kemudian kalau Anda sudah menemukan pekerjaan yang sangat Anda sukai, cobalah berpikir bagaimana Anda punya penghasilan dari pekerjaan yang Anda sukai tersebut.
• Tentang bisnis MLM Anda, cobalah Anda inventarisir: apakah Anda melakukannya memang karena Anda menyenangi bertemu dengan orang?, Anda menyenangi proses memprospek orang lain? Anda merasa senang ketika downline Anda mendapatkan kemanfaatan melalui Anda? Atau jangan-jangan Anda melakukannya karena terlanjur sudah banyak mengeluarkan uang?. Kalau Anda memang menyenangi pekerjaan itu, teruskanlah dengan cara yang sesuai dengan gaya Anda sendiri. Lupakan dulu buku Kiyosakinya. Temukan pilosofi dan nilai-nilai keutamaan dari sistem MLM Anda, lalu jalankan dengan cara Anda, gaya Anda. Tiru cara-cara upline Anda yang sesuai dengan keadaan Anda, modifikasi dan kembangkan cara itu.
• Kesimpulannya: Hindari melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai, karena Anda akan selalu merasa tertekan dalam melakukannya. Lakukanlah sesuatu yang Anda sukai, dengan cara dan gaya khas Anda sendiri, maka Anda akan menikmatinya...
Itu dulu... Saya akan menunggu cerita-cerita Anda lebih lanjut, Saya dengan sukacita siap berbagi dengan Anda, sepanjang saya bisa melakukannya...
Salam sukses...!

Yusef J. Hilmi

Anda ingin merancang jalan hidup Anda agar lebih SUKSES…???

TEMUKAN DAN MANFAATKAN SEGALA POTENSI DIRI ANDA...
Menemukan dan menguasai sumber daya Anda dan mengeluarkan kekuatan pribadi Anda.

Anda ingin mendapatkan semua yang Anda inginkan tanpa harus selalu tergantung pada faktor eksternal Anda???
Anda ingin mengoptimalkan pikiran Anda untuk kesuksesan Anda???
Anda ingin meningkatkan kualitas hubungan Anda bersama orang-orang terdekat Anda???
Anda ingin meningkatkan rasa percaya diri Anda???
Anda ingin merubah kebiasaan buruk Anda atau keluarga Anda???

Ikuti program TDA Book Club dalam kegiatan:
SELF IMPROVEMENT TRAINING
Mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam buku-buku:
1. Adam Khoo: Master Your Mind Design Your Destinity
2. Sandy MacGregor: Piece of Mind
3. Maxwell Maltz: Psikosibernetika
4. James J. Mapes: Quantum Leap Thinking
5. Paul Hana: Believe and Achieve !

Hari/tanggal : Minggu / 10 September 2006
Pukul : 09.00 – 15.00
Tempat : Hotel Sofyan Betawi
Jl. Cut Meutia no. 9, Cikini Jakarta

Dalam program ini Anda akan menemukan :
• Kehebatan pikiran bawah sadar
• Kekuatan keyakinan yang dasyat
• Formula Sukses Utama
• Kunci penetapan tujuan yang efektif
• Cara mengarahkan otak Anda untuk hasil yang optimal

Program ini akan dilaksanakan dengan memanfaatkan media visual, auditorial dan kinestetik yang memungkinkan Anda lebih memahami materi dibandingkan hanya sekedar membaca buku-bukunya.

Program ini akan dipandu oleh seorang Trainer yang sudah mengaplikasikan dan merasakan kemanfaatan dari buku-buku itu, yaitu:
Yusef J. Hilmi (member Komunitas TDA)

Dalam program ini, Anda tidak hanya akan memahami materi isi bukunya, tapi juga korelasinya dengan materi-materi pengembangan diri yang lain.

Investasi : Rp. 150.000,- (disc 50% untuk members komunitas TDA)
Anda DIJAMIN akan menemukan dan merasakan hal-hal yang berbeda setelah mengikuti program ini.

Profil Trainer: Yusef J. Hilmi

Sejak berusia 21 tahun sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Daerah di wilayah Jawa Barat. Ketika menjelang usia 38 tahun, setelah menginventarisir perjalanan hidupnya, mengalami kegamangan dalam pencarian jati dirinya. Saat itulah dipertemukan dengan buku-buku seri Rich Dad’s dari Robert T. Kiyosaki. Sejak saat itu dia menggebu-gebu ingin memasuki dunia usaha.
Dalam pencarian bidang usahanya, Dia akhirnya menemukan bidang yang disukainya , yaitu menjadi seorang Trainer.
Sejak saat itulah dia memulai menapaki kehidupan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menjadi amfibi (hidup di dua alam, alam birokrasi dan bisnis).
Menjelang usianya yang ke 42. Dia tidak bisa mempertahankan dunia amfibinya (tidak mampu membohongi diri untuk terus menyelingkuhi sistem tempat dia bekerja). Akhirnya dia memutuskan untuk memajukan diri meninggalkan statusnya sebagai PNS tanpa hak pensiun (setelah mempunyai masa kerja 21 tahun dengan pangkat terakhir III/d, ketika ratusan ribu orang berdesak-desakan mendaftarkan diri jadi Calon PNS), untuk kemudian sepenuhnya terjun di bidang bisnis.
Yang patut dicatat dari cerita itu adalah, proses metamorposis kehidupannya itu berlangsung karena sepenuhnya dipengaruhi oleh buku-buku yang dibacanya...
Karena itu, visi hidupnya sekarang adalah:
Menyebarkan ke sebanyak mungkin orang, pengetahuan yang dimilikinya, betapapun sedikitnya.



KEYAKINAN & MENTAL

Keyakinan mempunyai kekuatan yang dasyat, keyakinan positif bisa membuat seorang yang biasa-biasa saja mampu melakukan hal yang luar biasa, sebaliknya, ketika seseorang memiliki keyakinan yang negatif, maka bisa membuat orang tersebut terpuruk dalam keputusasaan, tak perduli seberapa besar bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
Ketika saya memutuskan untuk berhenti dari status pegawai, saya berpegang pada sebuah keyakinan positif, yang lahir dari hasil beberapa kali mengalami perenungan sendiri. Saya punya keyakinan bahwa sumber rizki saya adalah Allah, sang Maha Pemberi. Dia mengucurkan sebagian rizki jatah saya berbentuk pendapatan bulanan melalui saluran gaji saya, dari pendapatan itulah saya menafkahi diri dan keluarga saya.
Pertanyaannya; apakah kalau saya berhenti dari status pegawai, rizki jatah saya dari Allah juga ikut berhenti?. Pasti tidak…!
Nah… kalau begitu, berarti sumber jatah rizki saya tetap ada, hanya saja saya telah membuang salurannya (gaji bulanan). Untuk menjaga agar jatah rizki saya tetap mengalir, maka saya harus segera mencari saluran penggantinya. Karena saat itu saya telah berhasil membuat saluran sendiri melalui bisnis (meski kecil-kecilan), maka sayapun merasa yakin bahwa jatah rizki saya akan tetap mengalir melalui saluran bisnis saya tersebut, meskipun saya tidak lagi jadi pegawai.
(di sini saya dimantapkan oleh keyakinan lain yang disampaikan oleh Aa Gym, bahwa kita tidak perlu mencari rizki, tapi kita cukup menjemputnya saja..., karena kita semua telah diberi jatah rizki masing-masing).
Kemudian ada sebagian orang yang menyarankan, bahwa untuk persiapan berhenti dari karyawan, sebaiknya menyiapkan tabungan untuk bekal minimal 6 bulan biaya hidup. Hal itu sangatlah bagus, tapi saya punya pemikiran lain. Menurut saya, selain persipan biaya hidup, ada hal lain yang perlu dipersiapkan juga, yakni persiapan perubahan mental, dari mental seorang karyawan menjadi mental seorang wirausaha. Karena tidak ada yang menjamin bahwa setelah 6 bulan (atau berapa lamapun dia punya cadangan biaya hidup), usahanya telah berjalan dengan lancar. Tanpa persiapan mental, bisa jadi ketika cadangan biaya hidupnya telah habis, sementara usahanya belum stabil, maka dia mengalami drop (dan hal ini yang menimpa sebagian para pensiunan karyawan/pegawai).
Untuk persiapan mental ini, saya punya pengalaman pribadi, ada dua langkah yang saya persiapkan;
Langkah pertama; Saya tetapkan sebuah tujuan (yang paling gampang adalah yang berwujud material, misalnya; sepeda motor, mobil, uang, dlsb.) yang selama ini belum saya miliki, kemudian saya mencoba meraihnya dengan tidak bersumber dari pendapatan rutin di kantor (supaya tidak mengganggu mekanisme belanja keluarga). Di sinilah media untuk latihan pikiran kita menjadi lebih kreatif dalam berbisnis dengan risiko rendah, karena tidak sampai mengganggu kebutuhan primer keluarga kita. Di sini juga kita berlatih untuk berkomitmen (menjadikan tujuan sebagai suatu keharusan!), dan ketika satu demi satu tujuan itu berhasil kita raih, maka secara psikologis berdampak sangat luar biasa pada mental kita (kita telah membuktikan menguasai proses pencapaian suatu tujuan).
Contoh: karena saya berbisnis di bidang pelatihan, saya tetapkan tujuan untuk memiliki sebuah laptop. Saya berusaha sekuat mungkin mendapatkan tujuan itu tanpa harus tergantung dari pendapatan rutin di kantor saya. Alhamdulillah, ternyata saya bisa mencapainya. Kemudian saya tetapkan tujuan-tujuan lain; LCD projector, perlengkapan audio, sepeda motor, mobil dan sewa kantor. Alhamdulillah… semua target itu dapat dicapai.
Keadaan itu sangatlah menguatkan mental saya, selain itu, semua pencapaian itu juga menambah modal dasar saya dalam berbisnis.
Langkah kedua; Sedikit demi sedikit saya mengurangi ketergantungan pemenuhan kebutuhan keluarga dari pendapatan rutin di kantor. Saya mulai dengan mengambil hanya 80% gaji saya untuk kebutuhan keluarga, sementara 20% nya disimpan (inilah yang nanti menjadi tabungan persiapan masa transisi), sementara untuk memenuhi kekurangan kebutuhan keluarga (karena hanya diambil 80%), saya targetkan harus bisa dipenuhi dari pendapatan bisnis saya. Bulan berikutnya, saya hanya mengambil 60% gaji saya, demikian seterusnya, sampai akhirnya saya tidak pernah lagi mengambil gaji setiap bulannya, semuanya menjadi simpanan, sementara untuk memenuhi kebutuhan belanja keluarga, sudah bisa diatasi dari pendapatan bisnis saya.
Pelajaran yang bisa diambil dari langkah kedua ini adalah; secara mental saya tidak lagi tergantung pada gaji! Saya bisa memenuhi kebutuhan saya dengan tidak bersumber dari gaji. Itu berarti, bahwa saya siap untuk berhenti kapan saja…
Akhirnya... setelah kurang lebih tiga tahun menjalani masa persiapan tersebut, dengan pikiran mantap saya memutuskan untuk melepaskan status saya sebagai karyawan. Sekarang, saya sudah terbiasa dengan keadaan tanpa gaji rutin. Dengan mengandalkan rasa syukur atas segala kelebihan dan kesempatan yang saya miliki, saya menjalani proses menjemput keluasan rizki dari Sang Pemberi...

Semoga bermanpaat…
Salam Sukses…!

Rabu, 2 Agustus 2006, pukul 19.00-21.30.
Saya berkesempatan mengikuti seminar bulanannya AMA DKI yang diisi oleh pak Khrisnamurti. Acara ini menjadi sebuah media pengobat kekangenan saya sama pak Khrisnamurti, maklum, beliau adalah salah seorang guru saya yang sangat mempengaruhi pola pikir dan pola tindak saya selama ini.
Dari beliaulah saya memahami tentang kekuatan mind set. Kemudian melalui mind set itu pula kehidupan saya berubah menjadi SANGAT! SANGAT BERBEDA!
Beliau mengajarkan bahwa segala perubahan itu akan efektif bila diawali dengan perubahan cara BERPIKIR. Dengan merubah cara berpikir, maka akan merubah cara bertindak, perbuhan cara bertindak itu tentu akan mempengaruhi juga hasil yang akan didapat.
(karenanya saya memahami benar perubahan yang terjadi pada pak Budi, pak Hadi, dan yang lain-lain, dimana mereka mendapatkan hasil yang berbeda karena mereka bertindak berbeda, dan perbedaan tindakan mereka pasti diawali dari perubahan cara berpikir mereka)
Perubahan cara berpikir ini tentu diinspirasi oleh berbagai sumber, misalnya membaca buku-buku, mengikuti pelatihan atau seminar, atau karena mengalami suatu peristiwa.
Permasalahannya: banyak orang yang berubah cara berpikirnya setelah membaca buku atau mengikuti pelatihan, tapi tidak serta merta mudah merubah hasil yang diharapkannya. Kenapa???. AHA! Karena mereka tidak BERTINDAK berbeda sesuai dengan perubahan cara berpikirnya...!
(banyak orang yang setelah membaca buku atau ikut pelatihan, semangatnya menggebu-gebu, tapi begitu kembali ke habitatnya, dia melakukan hal-hal yang sama dengan hari-hari sebelumnya...)
Kalau begitu, pertanyaannya: Perubahan cara berpikir yang bagaimana yang bisa merubah tindakan seseorang???
Ternyata, yang membuat seseorang bertindak berbeda itu adalah perubahan cara berpikir yang mempengaruhi EMOSI... (emosi disini bukan hanya berarti marah, tapi lebih pada bagaimana keadaan perasaan).
(kita jadi ingat bagaimana perubahan pola pikir pak Tung sejak merawat ayahnya di rumah sakit di Singapura, bagaimana perubahan pola pikir pak Budi ketika memperhitungkan usia anak terkecilnya bila usia dia memasuki masa pensiun secara konvensional, bagaimana perubahan pola pikir pak Pri (Act Int) sejak menyaksikan manajernya yang pensiun hanya diberikan sebuah pulpen...)
Ternyata, yang membuat seseorang bertindak bukanlah TAHU atau TIDAK, tapi lebih karena disebabkan dia BERANI atau TIDAK BERANI!, lihatlah, Berani atau tidak berani adalah soal EMOSI, bukan PENGETAHUAN.
(di sini kita jadi mengerti mengapa banyak sarjana S1 dan S2 yang sulit untuk meraih sukses karena mereka tidak bertindak efektif, sementara para pedagang kaki lima bisa sukses, padahal pendidikan mereka cuma SD atau SMP...)
Perubahan pola pikir yang menyentuh emosi inilah yang biasanya mempengaruhi keyakinan seseorang, dan bila keyakinan sudah berubah, biasanya akan mempengaruhi juga pola tindaknya, dan tentu akan mempengaruhi hasil yang didapatnya...
Kesimpulan awalnya menurut saya:
• Kalau Kita belum merasa nyaman dengan hasil yang kita dapatkan selama ini, cobalah rubah cara berpikir kita (mind set), karena kalau kita tidak merubah cara berpikir kita, kita akan selalu punya alasan untuk menemui kegagalan (iya dia sukses karena bla, bla, bla... sementara saya khan bla, bla, bla....). Ketika kita merubah cara berpikir kita, maka akan mempengaruhi keyakinan dan pola tindak kita.
• Ketika pola pikir kita merasakan ada perubahan, masukanlah emosi ke dalamnya, misalnya dengan membayangkan: bagaimana rasa sukacita dan bahagianya kalau saya mendapatkan hasil yang berbeda... Bagaimana sengsaranya dan menderitanya kalau keadaan saya tidak mengalami perubahan...
Pertanyaan berikutnya yang muncul: Adakah cara memanipulasi emosi dengan cepat???
Tentu ada, salah satunya yang saya ketahui dan sangat efektif adalah: gunakan kekuatan pikiran BAWAH SADAR (sub conscious mind)...
Udah dulu ah... Berikutnya nanti kita akan bahas lebih lanjut tentang pikiran bawah sadar.
Salam Sukses…!

Yusef J. Hilmi
0816 116 9731
SMART Training Center
Webblog: yusefjh.blogspot.com

Jika hari ini Anda melakukan
apa yang selalu Anda lakukan,
besok Anda hanya akan mendapatkan
apa yang selalu Anda dapatkan.

Judul:
MASTER YOUR MIND DESIGN YOUR DESTINY (edisi terjemahan)
Penulis:
Adam Khoo dan Stuart Tan
Penerbit:
PT. Indeks Jakarta
Halaman:
461 (+xvi) halaman
Harga:
Rp. 70.000,-

Sekilas tentang isi buku:

Alkisah ada seorang profesor yang ingin menyusuri sebuah sungai. Ia lalu memanggil seorang tukang perahu setempat yang mau dibayar untuk membawanya menyusuri sungai.
Ketika perahu sudah bergerak menyususri sungai, sang profesor ingin menunjukan kepandaian dan pendidikannya yang tinggi. Ia lalu mulai menguji si tukang perahu yang sederhana itu.
Sambil mengangkat sebuah batu yang diambilnya dari tepi sungai, sang profesor dengan arogan bertanya kepada tukang perahu, ”Apakah kamu pernah belajar Geologi?” Tukang perahu memandangnya dengan bengong dan menjawab, ”Eh.... tidak.” Jangankan mempelajarinya, arti kata itu pun ia tidak tahu.
”Menurutku kamu akan kehilangan 25 persen hidupmu!” kata sang profesor. Si tukang perahu merasa tidak nyaman atas hinaan tersebut tetapi ia terus mendayung.
Pada saat mereka semakin jauh menyusuri sungai, arus mulai semakin kuat dan kencang. Sang profesor mengambil selembar daun yang mengambang di sungai dan bertanya kepada tukang perahu, ”Tukang perahu, apakah kamu pernah belajar Botani?” Dengan bingung si tukang perahu miskin itu kembali menjawab, ”Tidak.”
Sang profesor mengeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, ”Ck ck ck. Berarti kamu akan kehilangan 50 persen hidupmu.” Kemudian ia memberi tanda ke tukang perahu untuk terus mendayung. Ketika mereka terus menyusuri sungai, arusnya menjadi semakin besar, air bergerak lebih cepat, dan perahu mulai bergoyang.
Tiba-tiba sang profesor melihat deretan pegunungan. Sambil menuding ke deretan pegunungan itu, ia bertanya kepada tukang perahu, ”Apakah kamu tahu tentang Geografi?” Dengan perasaan rendah diri dan malu-malu, tukang perahu kembali berkata, ”Tidak.”
Sang profesor pun berkata, ”Sudah kuduga demikian. Berarti kamu akan kehilangan 75 persen hidupmu.”
Pada saat itu juga sungai menjadi bergolak kuat. Air sungai bergerak dengan liar sehingga tukang perahu tidak mampu mengendalikan perahunya. Dan tiba-tiba perahu yang sedang goyah itu membentur batu besar sehingga perahu bocor dan mulai tenggelam.
Saat itulah tukang perahu bertanya kepada sang profesor, ”Profesor! Apakah Anda dapat berenang?” Dengan ketakutan sang profesor menjawab, ”Tidak!”
”Berarti Anda akan kehilangan 100 persen hidup Anda!” kata si tukang perahu sambil melompat dan berenang menuju tepi sungai.
Seperti sungai tersebut, kita hidup di zaman yang berubah dengan cepat dan evolusioner. Apakah arus sungai kehidupan akan lebih kencang dan semakin tidak dapat ditebak? Anda pasti berani bertaruh! Ini baru sebuah permulaan.
Sesuatu yang dulu membutuhkan waktu satu dekade untuk berubah, sekarang ini akan terjadi hanya dalam beberapa bulan. Pikirkan ini: diperlukan 50 tahun untuk menemukan pita kaset untuk merekam. Kemudian diperlukan kurang dari sepuluh tahun untuk menemukan compact disk yang menggantikan pita kaset. Selanjutnya diperlukan waktu kurang dari lima tahun untuk menemukan mini disk. Sekarang diperlukan waktu kurang dari tiga tahun bagi MP3 untuk membuat semuanya itu menjadi kuno.
Bisnis jutaan dolar dapat bangkrut dalam semalam. Pada waktu yang sama, perusahaan kecil dapat menjadi pemimpin pasar dunia dalam waktu beberapa tahun saja. Begitu pula, seorang profesional dengan pengalaman bertahun-tahun dan nilai pasar yang tinggi dapat secara ekonomis tidak berjalan dalam waktu yang singkat. Mengapa?
Ekonomi yang baru sangatlah dinamis dan 80 persen yang Anda pelajari di sekolah akan menjadi kuno pada saat Anda lulus. Tiga puluh persen pekerjaan, perusahaan, produk, dan jasa yang ada saat ini, belum muncul satu dekade yang lalu.
Siapa yang pernah mendengar istilah chief information officer, website designer, technopreneurs, internet service providers, atau net nannies di tahun 1990-an? Begitu pula 50 persen pekerjaan yang ada saat ini, sepuluh tahun lagi tidak akan eksis seperti sekarang.
Pada kenyataannya, rata-rata orang akan melewati empat perubahan karier (bukan perubahan pekerjaan) sepanjang hidup mereka. Mengapa? Sederhana saja, pekerjaan yang mereka miliki dan perusahaan tempat mereka bekerja saat ini tidak akan bertahan dalam jangka panjang.
”Dunia harus berubah, dan para pemimpin adalah orang yang mengubahnya.”
Ini tampaknya merupakan sesuatu yang menakutkan. Tetapi ini juga merupakan sesuatu yang memungkinkan munculnya peluang-peluang yang sebelumnya tidak disadari oleh mereka yang akan mengubahnya! Dengan adanya perubahan, muncullah peluang besar. Pikirkan ini!
Sekarang ini jumlah jutawan dan miliuner jauh lebih banyak dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Dan tidak seperti miliuner masa lalu yang sebagian berusia di atas lima puluh tahun, miliuner masa sekarang berusia tiga puluh tahun! Sekarang ini, dengan ide yang inovatif, Anda dapat memiliki bisnis bernilai jutaan dollar dalam waktu kurang dari sepuluh tahun. Lihatlah contohnya, Amazon.com, E-Bay, Oracle, atau Hotmail.
Apakah Anda memiliki perangkat untuk berenang di sungai kehidupan yang berubah secara dinamis ini? Apakah Anda akan mampu mengikuti gelombang zaman yang baru ataukah terjebak pada arus bawah yang mematikan?
Apakah Anda akan seperti sang profesor yang ia pikir tahu segala-galanya, tetapi tenggelam di sungai kehidupan yang nyata? Anda dan saya sama-sama tahu bahwa sukses akademik, pengetahuan, dan kepandaian bukanlah jaminan untuk sukses di zaman ekonomi baru ini. Bahkan, hal-hal tersebut bisa sangat kecil pengaruhnya.
Beberapa orang yang saat ini menggerakan dan menggoyang ekonomi baru adalah orang-orang yang putus sekolah, yang mempekerjakan ”para profesor” untuk menjalankan bisnis mereka. Bill Gates (Microsoft), Larry Ellison (Oracle), dan Richard Branson (Virgin Group) adalah orang-orang yang tidak pernah menyelesaikan sekolahnya.
Walaupun kualifikasi akademik dan pendidikan itu penting, namun tidak mencukupi bagi Anda jika Anda ingin berhasil di zaman yang bergolak ini. Orang-orang yang sukses saat ini bukan yang ber-IQ tinggi atau memiliki gelar-gelar panjang dibelakang namanya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pola-pola keunggulan tertentu.
Pola-pola keunggulan yang saya maksud di sini adalah kemampuan untuk menguasai sumber daya mental Anda dan mengeluarkan kekutan pribadi Anda. ini merupakan satu set keyakinan, sikap, dan perilaku yang dimiliki oleh individu yang secara konsisten akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Ini adalah kemampuan untuk menguasai hidup, mampu mengendalikan kondisi emosi, dan mengeluarkan potensi-potensi terbaik dari dalam diri Anda. ini adalah tentang bagaimana memiliki keluwesan untuk secara konstan belajar (learning), tidak belajar (unlearning), dan belajar kembali (relearning). Ini adalah kemampuan untuk membuat model dan meniru keunggulan orang lain dalam waktu singkat. Dan ini merupakan kemampuan yang secara konstan akan memberi respons dengan cara-cara yang memberdayakan terhadap kejadian-kejadian di sekitar kita.
Mereka tidak memiliki keahlian ”berenang” (para profesor, profesional, atau pun orang biasa) akan terus dikendalikan oleh lingkungan eksternalnya dan diatur oleh ketakutan akan perubahan dan sesuatu yang tidak dapat diduga.
Mereka akan berakhir sebagai korban yang frustasi dan tidak berdaya di tengah-tengah gelombang globalisasi, restrukturisasi, dan perubahan yang dahsyat. Mereka yang bisa ”berenang” dan menaiki gelombang akan mencapai kesejahteraan, kesuksesan, dan pemenuhan melewati batas imajinasi-imajinasi liarnya.
Melalui buku ini, Anda akan belajar cara melengkapi diri Anda dengan pola pikir, keahlian, dan pola-pola perilaku untuk mencapai hal-hal di atas. Anda akan dipersenjatai dengan pola-pola keunggulan sehingga Anda dapat menguasai pikiran Anda dan merancang jalan hidup Anda – bagaimanapun kondisi lingkungan eksternal Anda.

Profil Penulis: Adam Khoo
Ketika di SD (Primary School), dia menempati 10 terbawah dari 160 siswa keseluruhan, karenanya dia ditolak di 6 SMP yang didaftarkan oleh orang tuanya. Kemudian ia dikirim ke Ping Yi, sebuah sekolah negeri yang relatif baru dan belum dikenal orang.
Orang tuanya menjadi panik dan mengirimkan dia pada banyak kursus privat. Tetapi cara itu tidak menolong sama sekali. Akhirnya sampai pada titik dimana mereka kira bahwa satu-satunya cara adalah mengirimkannya untuk belajar di luar negeri. Mereka mengganggap jika dia tetap tinggal di Singapura, di mana sistem pendidikan sangat kompetitif, dia tidak akan memenuhi syarat untuk melanjutkan sekolah ke tingkat lebih tinggi.
Pada saat kemuduran terendah dalam karir sekolahnya, orang tuanya mendaftarkannya dalam program Super-Teen TM.
Dalam program tersebut, ia mempelajari banyak hal, seperti Accelerated Learning, Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan keseluruhan pembelajaran otak yang diadaptasikan untuk pelajar,
Dengan perasaan tergugah dan tertantang, dia meninggalkan pelatihan dengan kemampuan belanjar super yang baru diperolehnya, dia merasa siap untuk menuntut haknya untuk sukses. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia menetapkan pandangannya untuk mendapatkan nilai A dalam seluruh pelajaran.
Setelah meninggalkan pelatihan, dia sangat bersemangat dan bergairah tentang masa depan. Dia merasa seolah-olah dia dapat melakukan apapun. Sehingga hal pertama yang dia lakukan adalah menetapkan tiga tujuan yang sangat besar. Tujuan pertama dia adalah menyelesaikan sekolah dia dalam satu tahun. Tujuan dia yang kedua adalah belajar sebaik mungkin sehingga bisa di terima di Victoria Junior College (Akademi terkenal di Singapura). Tujuan dia yang terakshir adalah diterima di National University di Singapura dan menjadi salah satu mahasiswa terpandai. Impian yang mustahilkah? Itulah yang dipikirkan oleh setiap orang. Kembali ke rumah dan sekolah, dia menjalankan tindakan. Menempelkan poster motivasional yang dibuat sendiri di dinding kamar. Dia mulai menggunakan strategi belajar yang dia dapat dipelatihan. Dia mulai menulis catatan pelajaran dengan otak seluruhnya dan mulai membaca cepat di depan teman-teman. Ketika diberikan soal oleh guru, dia mampu memjawab dengan cepat dalam urutan yang sempurna, berkat teknik memori super yang telah dia pelajari.
Umumnya, setiap orang menjadi penasaran. Para guru bertanya apa yang telah merasuki dia. Dia menjawab bahwa dia akan menjadi murid terpandai di sekolah. Mereka memandang dia seolah-olah dia sudah gila. Teman-teman sekolah bertanya kemana rencana dia setelah lulus sekolah. Dia menjawab akan masuk ke Victoria Junior College dan kemudian masuk ke National University. Mereka semua tertawa. ‘Itu gila! Tidak ada satu murid pun dari kita yang akan berhasil diterima! Hanya murid-murid dari sekolah terkenal saja yang bisa diterima, bukan kita!’ Bukannya melemahkan semangat, komentar-komentar mereka malah membuat dia lebih bersemangat! Dia berusaha untuk membuktikan satu hal dan merubah sejarah. Bahwa murid yang bodoh dari sekolah yang tidak ‘elit’ benar-benar dapat mencapai semua itu!
Dalam 3 bulan, dia berhasil meningkatkan nilai dari rata-rata 52% menjadi 72%. Hal ini membuat dia naik peringkat dari yang terbawah menjadi rangking 18 teratas di sekolah, semuanya dalam satu tahun yang mengesankan.
Setelah itu dia menjadi peringkat teratas di sekolah (dalam nilai keseluruhan, terbaik dari 6 mata pelajaran terbaik). Dengan 6 nilai ‘A’ dan 8 poin, dan diterima masuk ke Victoria Junior College, sekolah pilihan dia. Dia mendapatkan nilai ‘A’ penuh untuk tiga mata pelajaran terbaik dan diterima ke National University di Singapura (NUS) untuk belajar Bisnis Administrasi.
Mulai dari tahun pertama di universitas, nilai-nilai dia membuat dia mendapat tempat di daftar Dekan (daftar kehormatan) setiap tahun berturut-turut. Dia juga di terima Program Pengembangan Bakat NUS (NUS Talent Development Programme – TDP). Yang merupakan perluasan dari ‘program beasiswa’ yang ditawarkan kepada peringkat 1% teratas di universitas.
Dia memulai bisnis pertama pada umur 15 tahun (event management) dan bisnis kedua (pelatihan dan konsultasi) pada umur 21 tahun dan memasuki bisnis properti dan investasi pada umur 22 tahun.
Dalam waktu dua tahun setelah lulus universitas, pada umur 26 tahun, dia telah berhasil mengumpulkan kekayaan sebesar lebih dari $1,2 juta, mengelola dua bisnis sukses, dan memiliki honor sebagai pembicara sebesar $2.000 per jam.
Dia telah berbicara di hadapan lebih dari 50.000 orang guru, mahasiswa, profesional, manajer dan CEO di bidang belajar cepat dan keunggulan kepribadian.


Salam Sukses...
Pada jaman nenek moyang kita dahulu, kelebihan seseorang diukur dari kehebatan dan kesaktiannya dalam menguasai berbagai ilmu yang untuk mendapatkannya biasanya harus melalui proses yang begitu berat (bertapa, tirakat, puasa, dlsb...).
Keadaan kemudian berkembang, dimana untuk mendapatkan berbagai ilmu dan pengetahuan bisa didapatkan melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah. Hanya saja, keadaan menunjukkan bahwa harga untuk menimba ilmu di sekolah semakin lama semakin mahal, lagipula ilmu yang diajarkan di sekolah, cenderung bersifat teoritis (tidak lagi sesuai dengan keadaan di masyarakat), keadaan ini sebagai akibat dari perubahan yang begitu cepat dalam kehidupan masyarakat.
Kita beruntung... Sekarang kita hidup di jaman dimana kita bisa mengakses sumber ilmu pengetahuan dengan relatif lebih mudah, murah dan cepat!.
Kita bisa memilih jenis ilmu pengetahuan yang kita inginkan, dan bisa kita dapatkan di berbagai sumber yang beragam (kursus, training, privat, buku-buku, internet dlsb...)
Sebagai contoh, berikut ini adalah sebagian kecil buku-buku referensi di bidang entrepreneurship dan pengembangan diri yang meskipun harganya di bawah seratus ribu rupiah, tapi telah terbukti bisa memberi inspirasi bahkan bisa merubah pola pikir jutaan orang pembacanya.
Semoga info ini juga bisa memberi manfaat bagi Anda...

Buku-buku Entrepreneurship:
1. Robert T. Kiyosaki: Rich Dad, Poor Dad
Buku ini mengupas tentang Melek Finansial, dimana dibahas perbedaan antara orang miskin, orang kelas menengah dan orang kaya, apa yang membedakannya dan bagaimana bisa terjadi perbedaan itu.
2. Robert T. Kiyosaki: The Cashflow Quadrant
Buku ini merupakan lanjutan dari Rich Dad, Poor Dad, dimana dibahas tentang empat kuadran sumber-sumber pendapatan seseorang, dengan penjelasan masing-masing kuadran. Dengan mempelajari 4 kuadran itu kita jadi mengerti mengapa ada orang yang sampai usia pensiun masih disibukkan oleh mencari penghasilan, sementara yang lain bisa kaya raya dalam usia yang relatif lebih muda
3. Robert T. Kiyosaki: Guide To Investing
Dalam buku ini dibahas tentang cara memasuki kuadran I. Dijelaskan juga jenis-jenis investor yang ada di sekitar kita.
4. Robert T. Kiyosaki: Retire Young Retire Rich
Dalam buku ini dibahas bagaimana cara pensiun dengan lebih cepat, dengan menggunakan kekuatan daya ungkit (leverage)
5. Napoleon Hill: Berpikir dan Menjadi Kaya
Buku ini termasuk buku klasik yang membahas tentang kekayaan, dimana penulisnya mencoba mengumpulkan faktor-faktor penentu keberhasilan dari orang-orang yang sudah kaya raya pada saat itu. Dalam buku ini dibahas 14 faktor penentu yang dimiliki oleh orang-orang kaya. Buku ini juga menjadi inspirasi bagi Robert T. Kiyosaki
6. George S. Clason: The Richest Man in Babylon
Buku ini juga merupkan buku klasik yang membahas tentang pentingnya pengendalian pengeluaran (hukum 80/20). Buku ini juga menjadi inspirasi bagi Robert T. Kiyosaki.
7. Purdi E. Chandra: Menjadi Entrepreneur Sukses
Buku ini merupakan kumpulan tulisan lepas dari penulisnya yang merupakan hasil dari pengalamannya dalam berbisnis (Primagama Group). Buku ini menjadi buku bajaan wajib para mahasiswa EU.
8. Tung Desem Waringin: Financial Revolution
Buku ini mengupas tentang faktor-faktor mengapa orang menjadi miskin dan susah untuk kaya, kemudian dibahas secara gamblang bagaimana cara mengantisipasi faktor-faktor tersebut sehingga dapat memperoleh kekayaan dengan dasyat.
9. H.M Ambalay Djuardi: Kiat Sukses Mencari dan Mendapatkan Banyak Uang
Buku ini juga merupakan tulisan hasil pengalaman penulisnya dalam mencari, memulai, menjalankan dan membesarkan usahanya (Kursus ”Juliana Jaya”)
10. Masfuk: Orang Jawa Miskin Orang Jawa Kaya
Buku ini juga merupakan tulisan hasil pengalaman dan pengamatan penulisnya dalam menjalankan usaha yang dimulainya dari nol (bahkan minus) sampai berhasil menjadi pengusaha besar (terakhir bahkan terpilih menjadi Bupati). Buku ini begitu sarat dengan nuansa spiritual bisnis.
11. Chin- Ning Chu: Perjalanan Menuju Kota Kemakmuran
Buku ini mengungkap tentang 10 rahasia hukum alam tentang uang. Meskipun tipis dan berbentuk cerita fiksi, tapi begitu aplikatif dan inspirasional.

Buku-buku Pengembangan Diri:
1. Adam Khoo: Master Your Mind Design Your Destinity
Buku ini merupakan aplikasi dari ilmu NLP berisi formula untuk sukses versi NLP, dengan membahas faktor-faktor pendukungnya.
2. Antony Robbins: Unlimited Power
Buku ini juga merupakan buku aplikasi ilmu NLP versi Anthony Robbins, dimana dibahas tentang potensi manusia yang sangat luar biasa (yang sayangnya jarang disadari dan digunakan oleh sebagian besar di antara kita)
3. Antony Robbins: Awake to Giant Within
Buku ini juga merupakan buku aplikasi ilmu NLP versi Anthony Robbins, dimana dibahas bagaimana membangkitkan potensi diri melalui kendali mental, fisik dan emosi.
4. David J. Schwartz: Berpikir dan Berjiwa Besar
Buku ini membahas tentang kekuatan pikiran seseorang yang bisa menentukan hasil yang akan diperoleh orang tersebut melalui kebiasaan berpikir besar.
5. David J. Schwartz: Berpikir dan Menjadi Sukses
Buku ini melengkapi buku yang di atas, dimana membahas kekuatan impian dan teknik-teknik menuju kesuksesan.
6. Sandy MacGregor: Piece of Mind
Buku ini berisi tentang salah satu potensi manusia terbesar, yaitu pikiran bawah sadar, dimana dibahas bagaimana prinsip kerjanya, cara mengaktifkannya serta cara-cara mengoptimalkannya dalam kehidupan sehari-hari (terutama dalam proses pencapaian tujuan).
7. Billi P.S Lim: Berani Gagal
Dalam buku ini kita akan disadarkan tentang tidak perlunya kita putus asa ketika menghadapi kegagalan, karena kegagalan itu bagian dari kehidupan setiap orang.
8. Billi P.S Lim: Berani gagal : Hikmah Kegagalan
Sama dengan buku yang di atas, di sini dibahas tentang kekuatan mental seseorang dalam menghadapi kegagalan sehingga dapat menemukan rahasia hikmah dibaliknya
9. James J. Mapes: Quantum Leap Thinking
Buku ini mengupas tentang proses/langkah-langkah menuju kesuksesan hidup, dimana di dalamnya dibahas kombinasi dari berbagai teori pengembangan diri.
10. Paul Hana: Believe and Achieve !
Buku ini secara gambalang bercerita tentang kekuatan keyakinan dalam pencapaian sesuatu tujuan.
11. Stephen R. Covey: 7 Habit of Highly Efective People
(Pasti semua sudah tahu…)
12. Paul G. Stoltz: Adversity Quotient
Melengkapi berbagai jenis kecerdasan yang ada, penulisnya memperkenalkan sebuah jenis kecerdasan lain, yaitu kecerdasan dalam menghadapi kesulitan/rintangan, dimana dikelompokkan ada 3 jenis, yaitu; Quitters, Campers & Climbers.
13. Andrew Ho: Higway To Success
Seperti buku-buku pengembangan diri yang lain, buku ini membahas tentang faktor-faktor keberhasilan seseorang dalam kehidupannya.
14. Viktor E. Frankl: Man’s Search for Meaning
Buku ini begitu menggugah, karena diawali dengan pemaparan pengalaman penulisnya selama dalam kamp konsentrasi NAZI, sehingga melahirkan sebuah teori logoterapi.
15. Chin- Ning Chu: Thick Face, Black Heart
Buku ini mengupas tentang filosofi Cina tentang kekuatan mental baja, pantang menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kekejaman hidup dalam menuju kemakmuran, kemenangan dan kesuksesan. Buku ini cocok dibaca ketika kita dilanda sebuah kesulitan atau permasalahan hidup yang menghimpit.

Berikutnya, Insya Allah saya akan membahas setiap buku-buku tersebut.