Menghidupkan Kehidupan

Ketika Anda dilahirkan, Anda menangis sementara dunia bergembira. Jalanilah hidup sebaik mungkin agar ketika Anda meninggal, dunia menangis sementara Anda bergembira.

Kalimat di atas beberapa kali saya baca di antara buku-buku yang sempat saya baca. Pada awalnya tidak terlalu saya anggap istimewa. Tapi semakin hari, semakin saya menemukan makna dari ungkapan tersebut. Lebih-lebih saat ini kita berada di tengah masyarakat yang hidup dengan melupakan kehidupan.

Kita sering melihat ada orang yang demi memenuhi keinginannya sampai-sampai menghalalkan berbagai cara. Ada orang yang bekerja keras mengumpulkan harta benda dengan alasan demi keluarga, dan ketika hartanya berlimpah ruah, anaknya jadi korban narkoba. Ada orangtua yang bertindak keras pada anak-anaknya dengan alasan kasih sayang, tapi anaknya merasa tersiksa. Ada orang yang begitu terkenal dan jadi pembicaraan orang, tapi keadaan keluarganya kacau balau. Ada orang yang dengan mudahnya mengunjungi berbagai tempat di belahan dunia, tapi kesulitan menyebrang jalan untuk bertemu dengan tetangganya. Ada orang yang dengan mudahnya bertemu dengan orang-orang penting, tapi kesulitan untuk menepati janji kepada anak-anaknya untuk pergi berenang. Ada orang yang memiliki HP, e-mail, faksimile sehingga tidak pernah kesulitan dalam berkomunikasi, tapi tidak pernah bersentuhan dengan kemanusiaannya.
Seperti itukah arti kehidupan...?

Sejenak, mari kita bertanya pada diri sendiri: siapa sajakah yang akan menangis ketika kita meningal? Berapa banyakkah orang yang pernah kita sentuh dan merasakan kemanfaatan atas keberadaan kita selama kita hidup di planet ini? Warisan apakah yang akan kita tinggalkan setelah kita menghembuskan napas terakhir? Hal-hal baik apa sajakah yang akan dibicarakan orang tentang kita manakala kita sudah tiada?

Salah satu pelajaran dalam kehidupan adalah bahwa jika Anda tidak mengambil tindakan atas hidup, maka hidup mempunyai kebiasaan untuk mengambil tindakan atas Anda. Cobalah sejenak untuk mengingat kembali, rasanya baru kemarin kita menggunakan seragam SD, SMP dan SMA... Semuanya begitu cepat berlalu, semuanya begitu cepat berakhir... Pertanyaannya: berapa banyakkah pelajaran kehidupan bisa kita ambil dari periode kehidupan tersebut?.
Cobalah tengok seorang tua yang karena keterbatasan fisiknya, waktunya lebih banyak digunakan untuk merenung. Cobalah tanyakan padanya: hal-hal apa sajakah yang dia sesali dalam kehidupannya?. Alternatif jawabannya ada dua, pertama, dia menyesali atas hal-hal yang telah dia lakukan sepanjang hidupnya, kedua, dia menyesali atas hal-hal yang tidak sempat dia lakukan sepanjang hidupnya. Pertanyaannya: kira-kira alternatif jawaban mana yang kemungkinan besar disampaikannya?.

Suatu waktu, di hari-hari terakhirnya, George Bernard Shaw ditanya di ranjang kematiannya, “Apa yang akan Anda lakukan jika Anda dapat menjalani kehidupan Anda sekali lagi?”. Ia terdiam, kemudian menjawab sambil menarik napas panjang, “Saya ingin menjadi orang yang saya inginkan namun tidak pernah saya wujudkan”.

Anda, tidak perlu menunggu usia tua untuk merenungi dan menjawab pertanyaan tersebut, Temukanlah diri Anda. Temukan panggilan hidup Anda. Ingin seperti apakah Anda menjalani kehidupan ini?. Saya percaya, kita semua memiliki talenta khusus yang menunggu untuk digunakan, menunggu untuk dimanfaatkan, demi untuk memberi makna bagi kehidupan kita masing-masing...


Kecil Tapi Berarti

Seringkali kita berpikir bahwa untuk menjalani kehidupan yang benar-benar istimewa, kita harus melakukan tindakan besar atau prestasi hebat yang akan membuat kita dikenal orang dan menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Ternyata... hal itu tidaklah sepenuhnya benar. Justru sebaliknya, hidup yang penuh makna akan diperoleh dari serangkaian tindakan sehari-hari yang baik, yang meski terkesan sepele, tapi justru menambahkan sesuatu yang sungguh hebat bagi jalan kehidupan.
Sadarilah, setiap peristiwa yang kita hadapi setiap hari, pastilah atas skenario dari Tuhan, oleh karenanya, setiap orang yang memasuki kehidupan kita pasti memunyai satu pelajaran untuk disampaikan atau satu kisah untuk diceritakan. Atau bisa jadi, setiap orang yang pada suatu waktu Anda temui atau menghiasi hari-hari Anda, mengisyaratkan adanya suatu kesempatan pada kita untuk menunjukkan kebaikan-kebaikan kita yang menegaskan kemanusiaan kita.
Mengapa tidak kita ciptakan lebih banyak makna bagi kehidupan kita melalui hal-hal kecil yang bisa kita sampaikan pada orang-orang di sekitar kita. Saya pikir, jika hari ini kita membuat satu orang tersenyum atau kita bisa mencerahkan suasana hati orang lain, maka hari kita akan menjadi hari yang bermanfaat. Karena betapapun sangat sederhananya, kebaikan, adalah biaya yang harus kita bayar atas kesempatan yang kita peroleh untuk bisa hidup di bumi ini.
Marilah kita tantang diri kita untuk lebih kreatif dalam menunjukkan kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita. Mungkin dengan menawarkan tempat duduk kita di angkutan umum kepada seseorang yang lebih membutuhkannya (hal ini sangat klise, tapi selalu saja membuat orang lain senang menerimanya...), mungkin dengan memberi ucapan “selamat pagi...”, “terima kasih dan selamat menjalankan tugas” kepada petugas pom bensin ketika selesai mengisi bensin atau petugas pintu tol ketika membayar tol. Mungkin dengan menjadi orang pertama yang memberikan salam atau sapaan kepada petugas satpam di tempat kita bekerja. Semuanya merupakan hal-hal kecil tapi merupakan hal-hal yang luar biasa untuk mengawalinya.
Suatu waktu, saya pernah diberi hadiah bingkisan yang isinya ikan asin oleh seorang alumnus pelatihan saya, saya begitu senang dan terharu atas perhatian yang diberikannya itu. Sungguh, saya tidak melihat isi dari hadiah itu, tapi saya merasakan kesungguhan dia dalam memberikan hadiah tersebut. Saya juga orang biasa, yang cenderung merasa senang kalau diberikan sesuatu, Anda juga pasti merasakan hal yang sama. Maka, senangkanlah orang-orang di sekitar Anda, dengan memberikan sesuatu, meskipun hal-hal yang kecil...